Senin, 14 Juli 2014

Minggu, 06 Juli 2014

http://www.slideshare.net/oktaaa/tugas-ppt-ict-36669689#

  • Anggota Kelompok : APRILLIA DWI P.S (A510120123) HANDOKO PRIYAMBOGO (A510120126) RENDI ERVIAN K. (A510120131) OKTA PRASETYANI S (A510120133) STRUKTUR, JENIS DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN PGSD-FKIPUMS 2014
  • STRUKTUR, JENIS DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN KELAS : IV/I KOMPETENSI DASAR : 2.1 Mendeskripsikan tentang struktur bagian tumbuhan 2.2 Mendeskripsikan jenis organ pada tumbuhan 2.3 Mendeskripsikan fungsi organ tumbuhan INDIKATOR 2.1.1 Menyebutkan organ pada bagian tumbuhan 2.2.1 Menjelaskan tentang jenis bagian pada tumbuhan 2.3.1 Menjelaskan fungsi dari bagian tumbuhan
  • TUJUAN
  • Masih ingatkah kamu tentang ciri-ciri makhluk hidup? ? ? ? Kamu telah mempelajarinya kelas 3 bukan? ? ? • TUMBUH • BERKEMBA NG • MAKAN • BERNAFAS • BERGERAK Ciri Makhluk Hidup • Daun • Batang • Akar • Bunga • Buah • Biji Bagian tumbuhan • FUNGSI bagian Tumbuhan BERKAITAN dengan ciri MAKHLUK HIDUP Fungsi bagian tumbuhan Apersepsi
  • AKAR JENIS FUNGSI BATANG JENIS FUNGSI DAUN JENIS FUNGSI BUNGA STRUKTUR FUNGSI BIJI & BUAH STRUKTUR FUNGSI ICE BREAKINGQuestion Taukah kalian apa saja BAGIAN TUMBUHAN itu? Let’s study about it..
  • • Bentuk seperti serabut. • Ujung & pangkal akar. sama besar. • Akarnya bercabang. • Monokotil. SERABUT • Memiliki akar pokok. • Akar pokok selalu bercabang. • Ukuran akar pokok-akar cabang sangat nyata. • Dikotil. TUNGGANG Apa itu AKAR KHUSUS?
  • • Ada di batang. • Menggantun g. • Tumbuh ke arah tanah.gantung • Ada disepanjang batang. • Menempel pada kayu. • Tumbuhan memanjat. pelekat • Tumbuh ke segala arah. • Menunjang batang agar tidak rebah. tunjang • Tegak lurus ke atas permukaan tanah / air. • Percabangan dari akar. • Banyak celah untuk jalan masuk udara. napas
  • Fungsi AKAR Menyerap air & zat hara Memperkokoh tumbuhan Alat pernapasan
  • Jenis BATANG berkayu basah rumput
  • Fungsi BATANG PENGANGKUT PENOPANG PENYIMPAN CADANGAN MAKANAN
  • Jenis DAUN tunggal majemuk Bagaimana bentuk susunan tulang daun?
  • Tulang daun: Menyirip Ex: - mangga - rambutan - advokat Menjari Ex: - pepaya - singkong - kapas Melengkung Ex: - genjer - gadung Sejajar Ex: - semua jenis rumput rumputan
  • Fungsi DAUN DAPUR TUMBUHA N Pemasakan makanan Pernapasan tumbuhan Penguapan
  • ICE BREAKING Tangan kanan, tangan kiri, Mempunyai jari. Direntangkan, Dibengkokkan, Putar pergelanagn tangan. Diluruskan, Dilentikkan, Ayo tepuk tangan. 5 jari kananku. 5 jari kiriku. Kusatukan begini, menjadi 10. Satu, dua dan tiga, Empat, lima dan enam, Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Lalu ku kaitkan Ku tarik ke belakang Ku pejet hidung Ku trala trilili (2x).
  • STRUKTUR bunga PUTIK MAHKOTA BENANG SARI KELOPAK TANGKAI BUNGA DASAR BUNGA
  • Fungsi BUNGA HIASAN TUMBUHAN, TEMPAT BERLANGSUNGNYA PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN.
  • STRUKTUR buah TANGKAI BUAH DAGING BIJI KULIT BUAH
  • • Melindun gi bakal tumbuha n baru. Fungsi BUAH • Karena daging dan kulit buah melindung i biji dari pengaruh buruk luar. Kenapa demikian? • Bakal biji akan tumbuh menjadi tumbuha n baru. Sehingga,
  • Coba tebak! 1. Bentuk susunan tulang daun pada gambar disamping adalah. . . . a. Sejajar b. Melengkung c. Menyirip d. Menjari
  • KONSENTRASI! Siapa cepat, boleh jawab. 2. Apa fungsi gambar dibawah ini bagi tumbuhan?
  • BENAR YOU Huge
  • SALAH Try again
  • PENUTUP Jadi, Bagian tumbuhan terdiri dari: daun, batang, akar, bunga, buah,dan biji. Setiap bagian mempunyai fungsi yang tertentu. Fungsi bagian tumbuhan berkaitan dengan ciri-ciri MH (kegiatan makan, bergerak, tumbuh, bernapas, dan berkembang biak).
  • Daftar Pustaka Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.
  • Thanks for your attention WASSALAMUALAIKUM Wr . Wb

PPT ICT Mengenai IPA

http://www.slideshare.net/oktaaa/tugas-ppt-ict-36669689#

Sabtu, 05 Juli 2014

Refleksi Mata Kuliah ICT

Refleksi Mata Kuliah ICT
Dosen : Bu Nur Amalia

         Assalamualaikum Wr. Wb.
 
        Selama mengikuti mata kuliah ini, saya dapat tahu mengenai ict lebih dalam. Melalui pembelajaran ICT, sekiranya saya tahu bagaimana cara membuat "media pembelajaran" yang efektif sesuai mata pelajaran yang dapat digunakan dengan tematik. Pembuatan media pembelajaran yang saya buat berupa "Game Activity", media ini digunakan untuk pelajaran olahraga sekaligus matematika. Dengan media yang berbasis kegiatan permainan yang menyenangkan, sehingga diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif, menarik hati siswa, dan membuat siswa lebih nyaman dalam menerima pembelajaran.
       Kemudian untuk media yang lain yaitu berupa ppt, dengan adanya pembelajaran ini dapat mengoreksi hasil ppt yang telah saya buat, sekiranya cocok atatu tidak untuk siswa SD. Saya juga senang karena mendapat informasi dan pengetahuan baru dalam materi story bird. Namun ada kendala dalam mengikuti perkuliahan ini, yaitu ketika bu Nur Amalia menyampaikan teori pembuatan story bird, saya belum paham. Seharusnya ketika perkuliahan ini berlangsung mahasiswa juga disuruh untuk membawa laptop dikelas. Selain itu, lebih baik bila dalam pembelajaran nya sekalian praktek, misalnya saja dalam pembuatan ppt untuk hasil evaluasi dalam bentuk yang beraneka ragam, ada quis, teka - teki silang, dll. Mahasiswa kendalanya dalam pembuatan tersebut masih terbatas hanya bentuk quis saja yang lainnya belum paham.
         Mungkin hanya itu sekiranya refleksi dari saya. Semoga yang telah saya dapatkan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
    
           Wassalamualaikum Wr. Wb

Penilaian SD


KARAKTERISTIK PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut :
-       Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
-       Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
-       Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.
-       Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
-       Ulangan harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.
-       Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
-       Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.
                Penilaian Kelas dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas autentik:
-       Pemecahan masalah matematika
-       Melaksanakan percobaan
-       Bercerita
-       Menulis laporan
-       Berpidato
-       Membaca puisi
-       Membuat peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis.

ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). 
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.
Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut:
Predikat
Nilai Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
A
4
4
SB
A-
3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
B
3
3
B-
2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
C
2
2
C-
1.66
1.66
D+
1.33
1.33
K
D
1
1

Senin, 12 Mei 2014

Pendekatan Inkuiri


Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran
Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat  merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada, keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a.      Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
b.      Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 
c.        Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d.      Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e.       Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
  1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
  2. Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan  dengan permasalahan  dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
  3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
  4. Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
  5. Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Menurut Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu :
  1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
  2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
  3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan
  4. Manarik kesimpulan atau generalisasi
  5. Mengaplikasikan kesimpulan
Berdasarkan tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri, keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan sebanyak mungkin alat indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus memikirkan efek samping terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa. Kelemahan pendekatan inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab. Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
Pembelajaran IPA SD dengan Pendekatan Inkuiri
A.    Pengertian Pendekatan Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa Inggris disebut “discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian informasi atau pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuari ( inquiry) berarti pertanyaaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan inkuari sebagai : pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone ( dalam Dahar dan Liliasari , 1986) mendefinisikan pendekatan inkuari sebagai : pengajaran dimana guru dan murid- murid mempelajari peristiwa- peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.

B.     Karakteristik Umum
Pada pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.
Menurut Sund pembelajar dengan penemuan akan membantu pembelajar menggunakan proses mental dengan mengamati, membuat penggolongan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya. konsep dingin, segiempat, masyarakat, kata, frase dan kalimat. Prinsip misalnya. logam kalau dipanasi mengembang, semua kalimat pasif berawalan di.
Pembelajaran dengan penemuan dapat dilakukan dengan melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan belajar yang menggunakan proses mental melalui tukar pendapat atau diskusi, seminar dsb. Pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang eksperimen, menganalis data, menarik kesimpulan dsb.
Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian. Menarik kesimpulan di atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.
Sebaliknya pendekatan inkuiri yang digunakan dalam kegiatan belajajar mengajar, struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” atau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui proses-proses,
·         Asimilasi yaitu memasukkanan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.
·         Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya.
Secara oprasional syarat pendekatan inkuari dalam pembelajaran IPA di SD memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Dari segi pendidik ( guru )
  1. Suatu masalah ditemukan lalu guru mempersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid
  2. Semua usul, asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan, dan kesukaran-kesukaran dinilai secara bersama.
  • Dari segi peserta didik ( siswa )
  1. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan mereka sendiri
  2. Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid
  3. Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain (pemecahan masalah dilakukan oleh siswa)
  4. Murid-murid melakukan penelitian, baik secara individu ataupun kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa
  • Dari segi Prasarana
  1. Dalam pembelajaran IPA SD dengan pendekatan inkuari lebih mengedepankan ketrampilan-ketrampilan proses IPA
  2. Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu, dalam waktu tertentu
  3. Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui terlebih dahulu, dan tidak ada didalam buku tanya sebagai fasilitator dan jawaban ditemukan sendiri oleh siswa
  4. Penggolongan data sampai kesimpulan yang bersifat sementara dilakukan oleh siswa


Langkah Pembelajaran IPA SD dengan pendekatan Inkuiri

Untuk Pembelajaran di SD, langkah demi langkah hingga menuju kesimpulan sangat di perlukan bimbingan dari guru. Pertanyaan guru memegang peranan penting dalam pendekatan Inkuari, karena itu di anjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta murid berfikir tingkat tinggi. Dalam kelas, pendekatan Inkuari dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap cara mempunyai 5 karakteristik yaitu :
Masalah yang akan dicari pemecahannya
Perumusan masalah
Pencarian pemecahan masalah
Kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penyelidikan.

Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep-konsep materi kuliah, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan atas dasar "menurut buku".
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai berikut:
1.      Merumuskan masalah
2.      Mengamati atau observasi
3.      Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
4.      Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain