Nama : Okta Prasetyani Susanti
NIM : A510120133
Pendekatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Senin, 14 Juli 2014
Minggu, 06 Juli 2014
http://www.slideshare.net/oktaaa/tugas-ppt-ict-36669689#
- Anggota Kelompok : APRILLIA DWI P.S (A510120123) HANDOKO PRIYAMBOGO (A510120126) RENDI ERVIAN K. (A510120131) OKTA PRASETYANI S (A510120133) STRUKTUR, JENIS DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN PGSD-FKIPUMS 2014
- STRUKTUR, JENIS DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN KELAS : IV/I KOMPETENSI DASAR : 2.1 Mendeskripsikan tentang struktur bagian tumbuhan 2.2 Mendeskripsikan jenis organ pada tumbuhan 2.3 Mendeskripsikan fungsi organ tumbuhan INDIKATOR 2.1.1 Menyebutkan organ pada bagian tumbuhan 2.2.1 Menjelaskan tentang jenis bagian pada tumbuhan 2.3.1 Menjelaskan fungsi dari bagian tumbuhan
- TUJUAN
- Masih ingatkah kamu tentang ciri-ciri makhluk hidup? ? ? ? Kamu telah mempelajarinya kelas 3 bukan? ? ? • TUMBUH • BERKEMBA NG • MAKAN • BERNAFAS • BERGERAK Ciri Makhluk Hidup • Daun • Batang • Akar • Bunga • Buah • Biji Bagian tumbuhan • FUNGSI bagian Tumbuhan BERKAITAN dengan ciri MAKHLUK HIDUP Fungsi bagian tumbuhan Apersepsi
- AKAR JENIS FUNGSI BATANG JENIS FUNGSI DAUN JENIS FUNGSI BUNGA STRUKTUR FUNGSI BIJI & BUAH STRUKTUR FUNGSI ICE BREAKINGQuestion Taukah kalian apa saja BAGIAN TUMBUHAN itu? Let’s study about it..
- • Bentuk seperti serabut. • Ujung & pangkal akar. sama besar. • Akarnya bercabang. • Monokotil. SERABUT • Memiliki akar pokok. • Akar pokok selalu bercabang. • Ukuran akar pokok-akar cabang sangat nyata. • Dikotil. TUNGGANG Apa itu AKAR KHUSUS?
- • Ada di batang. • Menggantun g. • Tumbuh ke arah tanah.gantung • Ada disepanjang batang. • Menempel pada kayu. • Tumbuhan memanjat. pelekat • Tumbuh ke segala arah. • Menunjang batang agar tidak rebah. tunjang • Tegak lurus ke atas permukaan tanah / air. • Percabangan dari akar. • Banyak celah untuk jalan masuk udara. napas
- Fungsi AKAR Menyerap air & zat hara Memperkokoh tumbuhan Alat pernapasan
- Jenis BATANG berkayu basah rumput
- Fungsi BATANG PENGANGKUT PENOPANG PENYIMPAN CADANGAN MAKANAN
- Jenis DAUN tunggal majemuk Bagaimana bentuk susunan tulang daun?
- Tulang daun: Menyirip Ex: - mangga - rambutan - advokat Menjari Ex: - pepaya - singkong - kapas Melengkung Ex: - genjer - gadung Sejajar Ex: - semua jenis rumput rumputan
- Fungsi DAUN DAPUR TUMBUHA N Pemasakan makanan Pernapasan tumbuhan Penguapan
- ICE BREAKING Tangan kanan, tangan kiri, Mempunyai jari. Direntangkan, Dibengkokkan, Putar pergelanagn tangan. Diluruskan, Dilentikkan, Ayo tepuk tangan. 5 jari kananku. 5 jari kiriku. Kusatukan begini, menjadi 10. Satu, dua dan tiga, Empat, lima dan enam, Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Lalu ku kaitkan Ku tarik ke belakang Ku pejet hidung Ku trala trilili (2x).
- STRUKTUR bunga PUTIK MAHKOTA BENANG SARI KELOPAK TANGKAI BUNGA DASAR BUNGA
- Fungsi BUNGA HIASAN TUMBUHAN, TEMPAT BERLANGSUNGNYA PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN.
- STRUKTUR buah TANGKAI BUAH DAGING BIJI KULIT BUAH
- • Melindun gi bakal tumbuha n baru. Fungsi BUAH • Karena daging dan kulit buah melindung i biji dari pengaruh buruk luar. Kenapa demikian? • Bakal biji akan tumbuh menjadi tumbuha n baru. Sehingga,
- Coba tebak! 1. Bentuk susunan tulang daun pada gambar disamping adalah. . . . a. Sejajar b. Melengkung c. Menyirip d. Menjari
- KONSENTRASI! Siapa cepat, boleh jawab. 2. Apa fungsi gambar dibawah ini bagi tumbuhan?
- BENAR YOU Huge
- SALAH Try again
- PENUTUP Jadi, Bagian tumbuhan terdiri dari: daun, batang, akar, bunga, buah,dan biji. Setiap bagian mempunyai fungsi yang tertentu. Fungsi bagian tumbuhan berkaitan dengan ciri-ciri MH (kegiatan makan, bergerak, tumbuh, bernapas, dan berkembang biak).
- Daftar Pustaka Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.
- Thanks for your attention WASSALAMUALAIKUM Wr . Wb
Sabtu, 05 Juli 2014
Refleksi Mata Kuliah ICT
Refleksi Mata Kuliah ICT
Dosen : Bu Nur Amalia
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selama mengikuti mata kuliah ini, saya dapat tahu mengenai ict lebih
dalam. Melalui pembelajaran ICT, sekiranya saya tahu bagaimana cara
membuat "media pembelajaran" yang efektif sesuai mata pelajaran yang
dapat digunakan dengan tematik. Pembuatan media pembelajaran yang saya
buat berupa "Game Activity", media ini digunakan untuk pelajaran
olahraga sekaligus matematika. Dengan media yang berbasis kegiatan
permainan yang menyenangkan, sehingga diharapkan dapat membuat siswa
lebih aktif, menarik hati siswa, dan membuat siswa lebih nyaman dalam
menerima pembelajaran.
Kemudian untuk media yang lain yaitu berupa ppt, dengan adanya
pembelajaran ini dapat mengoreksi hasil ppt yang telah saya buat,
sekiranya cocok atatu tidak untuk siswa SD. Saya juga senang karena
mendapat informasi dan pengetahuan baru dalam materi story bird. Namun
ada kendala dalam mengikuti perkuliahan ini, yaitu ketika bu Nur Amalia
menyampaikan teori pembuatan story bird, saya belum paham. Seharusnya
ketika perkuliahan ini berlangsung mahasiswa juga disuruh untuk membawa
laptop dikelas. Selain itu, lebih baik bila dalam pembelajaran nya
sekalian praktek, misalnya saja dalam pembuatan ppt untuk hasil evaluasi
dalam bentuk yang beraneka ragam, ada quis, teka - teki silang, dll.
Mahasiswa kendalanya dalam pembuatan tersebut masih terbatas hanya
bentuk quis saja yang lainnya belum paham.
Mungkin hanya itu sekiranya refleksi dari saya. Semoga yang telah saya dapatkan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penilaian SD
KARAKTERISTIK
PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR
Penilaian
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut :
-
Penilaian
otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input),
proses, sampai keluaran (output)
pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana
tertekan.
-
Penilaian
diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
-
Penilaian
berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun
waktu tertentu.
-
Ulangan
merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan
dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
-
Ulangan
harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.
-
Ulangan
tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran.
-
Ulangan
akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Penilaian
dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian
hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter
lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.
Penilaian Kelas dalam
Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam
belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan,
asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai
dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
Untuk kompetensi pada kategori
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Otentik
Memandang penilaian dan
pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik
harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan
berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas autentik:
- Pemecahan masalah matematika
- Melaksanakan percobaan
- Bercerita
- Menulis laporan
- Berpidato
- Membaca puisi
- Membuat peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian
berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus
menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar
peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis.
ulangan secara
berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
atau ulangan kenaikan kelas).
4. Menggunakan teknik penilaian
yang bervariasi
Teknik
penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik
kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan
karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar guru
mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru
mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian
kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat
terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan
motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal
dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.
Ketuntasan belajar
ditentukan seperti pada tabel berikut:
Predikat
|
Nilai Kompetensi
|
|||
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
Sikap
|
||
A
|
4
|
4
|
SB
|
|
A-
|
3.66
|
3.66
|
||
B+
|
3.33
|
3.33
|
B
|
|
B
|
3
|
3
|
||
B-
|
2.66
|
2.66
|
||
C+
|
2.33
|
2.33
|
C
|
|
C
|
2
|
2
|
||
C-
|
1.66
|
1.66
|
||
D+
|
1.33
|
1.33
|
K
|
|
D
|
1
|
1
|
Senin, 12 Mei 2014
Pendekatan Inkuiri
Pendekatan Inkuiri
dalam Pembelajaran
Inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada,
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Ada tiga
ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi Inquiry menekankan
pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai
subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari
sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat
percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Menurut
Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu
berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir),
prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai
penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think),
prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan).
Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a.
Berorientasi pada pengembangan
intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri
adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran
ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses
belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan
menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan.
b.
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya
adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam
menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir.
d.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
e.
Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam
implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
- Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
- Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
- Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
- Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
- Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Menurut
Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran
inkuiri, yaitu :
- Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
- Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
- Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan
- Manarik kesimpulan atau generalisasi
- Mengaplikasikan kesimpulan
Berdasarkan
tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima
tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri,
keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek
yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan
Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan
mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan
sebanyak mungkin alat indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera
sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus
memikirkan efek samping terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa.
Kelemahan pendekatan inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi
kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab.
Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
A.
Pengertian
Pendekatan Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari
informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini
pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan
mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung
menggunakan istilah pendekatan
inkuiri. Pendekatan
inkuiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa
Inggris disebut “discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian
informasi atau pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuari
( inquiry) berarti pertanyaaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi
pendekatan inkuari sebagai : pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak
untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone ( dalam Dahar dan Liliasari , 1986)
mendefinisikan pendekatan inkuari sebagai : pengajaran dimana guru dan murid-
murid mempelajari peristiwa- peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan.
B.
Karakteristik
Umum
Pada pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan
informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk
dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan
pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar secara
ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi
secara mandiri.
Menurut Sund pembelajar dengan penemuan akan membantu
pembelajar menggunakan proses mental dengan mengamati, membuat penggolongan,
membuat dugaan, mengukur, menjelaskan dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya.
konsep dingin, segiempat, masyarakat, kata, frase dan kalimat. Prinsip
misalnya. logam kalau dipanasi mengembang, semua kalimat pasif berawalan di.
Pembelajaran dengan penemuan dapat dilakukan dengan
melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan belajar yang menggunakan proses
mental melalui tukar pendapat atau diskusi, seminar dsb. Pembelajaran dengan
inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang
eksperimen, menganalis data, menarik kesimpulan dsb.
Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap
objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian. Menarik
kesimpulan di atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar
mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan
berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan
prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang
telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik
penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa
Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan
sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.
Sebaliknya pendekatan inkuiri yang digunakan dalam
kegiatan belajajar mengajar, struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” atau diberi
kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui
proses-proses,
·
Asimilasi yaitu memasukkanan hasil
pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.
·
Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan
dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan
gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses
inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang
efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada
kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian
itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar
mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya.
Secara oprasional syarat pendekatan inkuari dalam
pembelajaran IPA di SD memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Dari segi pendidik ( guru )
- Suatu masalah ditemukan lalu guru mempersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid
- Semua usul, asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan, dan kesukaran-kesukaran dinilai secara bersama.
- Dari segi peserta didik ( siswa )
- Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan mereka sendiri
- Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid
- Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain (pemecahan masalah dilakukan oleh siswa)
- Murid-murid melakukan penelitian, baik secara individu ataupun kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa
- Dari segi Prasarana
- Dalam pembelajaran IPA SD dengan pendekatan inkuari lebih mengedepankan ketrampilan-ketrampilan proses IPA
- Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu, dalam waktu tertentu
- Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui terlebih dahulu, dan tidak ada didalam buku tanya sebagai fasilitator dan jawaban ditemukan sendiri oleh siswa
- Penggolongan data sampai kesimpulan yang bersifat sementara dilakukan oleh siswa
Langkah Pembelajaran IPA SD dengan pendekatan Inkuiri
Untuk Pembelajaran di SD, langkah demi langkah hingga
menuju kesimpulan sangat di perlukan bimbingan dari guru. Pertanyaan guru
memegang peranan penting dalam pendekatan Inkuari, karena itu di anjurkan agar
guru mengajukan pertanyaan yang meminta murid berfikir tingkat tinggi. Dalam
kelas, pendekatan Inkuari dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap cara
mempunyai 5 karakteristik yaitu :
Masalah yang
akan dicari pemecahannya
Perumusan
masalah
Pencarian
pemecahan masalah
Kesimpulan yang
diperoleh sebagai hasil penyelidikan.
Model
inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam
arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun
materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep-konsep materi kuliah, sudah
seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan atas dasar "menurut
buku".
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai berikut:
1.
Merumuskan
masalah
2. Mengamati atau
observasi
3. Menganalisis dan
menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya
4.
Mengkomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang
lain
Langganan:
Postingan (Atom)