Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah
suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa
secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan,
2002).Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh
banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam
rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin cepat dewasa ini.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Misalnya sebelum melaksanakan
penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan
membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat
menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu
mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains
menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku
dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang
dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.
Perinsip Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : (1)
kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4)
kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan
membuat prediksi (ramalan), (7) Kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan),
(8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, (9) kemampuan
menginterpretasikan data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.
Kemampuan mengamati, merupakan
salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan
memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk
memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria
tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan
dan menuliskan hasilnya.
Kemampuan menghitung, dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting
dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas
kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
Kemampuan mengukur, diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu yang diamatinya dengan
mengukur apa yang diamatinya.
Kemampuan mengklasifikasi, merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan
sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokkan ini
didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu,
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Kemampuan menemukan hubungan, Kemampuan
ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk
dalam kemampuan ini adalah: fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan
waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan
tindakan yang sesuai.
Kemampuan
Membuat Prediksi (Ramalan), Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah
sembarang perkiraan, melainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran.
Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori
penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun
hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan
biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.
Kemampuan
Melaksanakan Penelitian (Percobaan), Penelitian merupakan kegiatan para ilmuwan di
dalam kegiatan ilmiah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari penelitian
(percobaan) merupakan kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan
melalui kegiatan eksperimen praktis. Kegiatan percobaan umumnya dilaksanakan
dalam mata pelajaran eksakta seperti fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan
untuk mata pelajaran non eksakta, kegiatan yang biasa dilakukan adalah
penelitian sederhana yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan.
Kemampuan Mengumpulkan dan
Menganalisis Data, Kemampuan ini merupakan bagian
dari kemampuan melaksanakan penelitian. Dalam kemampuan ini, siswa perlu
menguasai bagaimana cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik
kuantitatif maupun kualitatif.
Kemampuan menginterpretasikan
data, Dalam kemampuan ini, siswa
perlu menginterpretasikan hasil yang diperoleh karena kemampuan
mengkomunikasikan hasil. Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga
harus dikuasai siswa. Dalam kemampuan ini, siswa perlu dilatih untuk
mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk laporan
penelitian, paper, atau karangan.
Alasan
Perlunya Penerapan Keterampilan Proses
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang
melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari :
·
Perkembangan
ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut,
siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
·
Para ahli psikologi umumnya
sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya
penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan
benda-benda yang benar-benar nyata.
·
Tugas guru bukanlah memberikan
pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi menggiring anak untuk bertanya,
mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.
·
Penemuan ilmu pengetahuan
tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori
mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya
mengandung kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah
pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis,
dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan
perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
·
Dalam
proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak
serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 :
15-16).
Langkah-langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan
dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny
Semiawan, 2002: 16)
Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai berikut:
a.
Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan
pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan
yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini
diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh
informasi yang lengkap atau memadai.
b.
Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu
berdasarkan syarat-syarat tertentu.
c.
Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi,
perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat
atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
d.
Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan
digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau
kejadian yang akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan
pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkan
terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
e.
Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan
untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis
adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
f.
Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang
berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit,
namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari
bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak
mengontrol dan memperlakukan variabel.
g.
Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan
untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
h.
Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil
percobaan yang telah dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
i.
Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep
yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu
masalah,misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang
lain.
j.
Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara
lisan maupun tertulis.
Praktik pengajaran dengan PKP
menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan berkeahlian, kreatif dalam
pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka media serta sumber belajar.
Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik PKP
berhasil efektif dan efisien.
Ilmu pengetahuan alam
memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah di alam sekitar melalui proses dan
sikap ilmiah. Pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006,
yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk,
proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses.
Berdasarkan uraian di atas
jelas bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada pendekatan keterampilan
proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan
sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
maupun produk pendidikan.
Pembelajaran
IPA selama
ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk
mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran IPA yang
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan
dan menerapkan ide-ide mereka.
Pengembangan pendekatan
keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh
keberhasilan belajar yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai
dan dihayati oleh siswa, bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar
tersebut. Selain itu, Usman dan Setiawati, 2000: 79) mengemukakan tujuan
pendekatan proses adalah sebagai berikut :
·
Pengamatan,
yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera.
·
Menggolongkan
(mengklasifikasikan), yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan,
konsep, nilai atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu
ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, konsep sebagai dasar
penggolongan.
·
Menafsirkan
(menginterpretasikan), yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda,
kenyataan, peristiwa, konsep dan informasi yang telah dikumpulkan melalui
pengamatan, penghitungan, penelitian atau eksperimen.
·
Meramalkan,
yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu
yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan, pola tertentu,
hubungan antar data, atau informasi. Misalnya, berdasarkan pengalaman tentang
keadaaan cuaca sebelumnya, siswa dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan
terjadi.
·
Menerapkan
(aplikasi) yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan,
konsep, hukum, teori dan keterampilan. Melalui penerapan hasil belajar dapat
dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan atau dihayati.
·
Merencanakan
penelitian, yaitu keterampilan yang amat penting karena menentukan berhasil
tidaknya melakukan penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini
pada umumnya kurang diperhatikan dan kurang terbina.
·
Mengkomunikasikan,
yaitu keterampilan menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain
dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.
Sementara itu Darmodjo dan
Kaligis, (2002: 52) merinci keterampilan-keterampilan proses dalam pendidikan
IPA itu meliputi :
·
Keterampilan
mengobservasi yang meliputi kemampuan untuk dapat “membedakan”, “menghitung”
dan “mengukur”.
·
Keterampilan
mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas dasar aspek-aspek
tertentu, serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan.
·
Keterampilan
menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun mencari pola
hubungan yang terdapat dalam pengolahan data.
·
Keterampilan
memprediksi, termasuk membuat ramalan atas kecenderungan yang terdapat dalam
pengolahan data.
·
Keterampilan membuat hipotesis,
meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan menggunakan konsep-konsep,
teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
·
Keterampilan
mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak diteliti
sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang
diteliti.
·
Keterampilan
merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi penetapan
masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
·
Keterampilan
menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pengolahan
data.
·
Keterampilan
menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil penelitian ke
dalam perikehidupan dalam masyarakat.
·
Keterampilan mengkomunikasikan,
yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil
pengamatan, maupun penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun
secara tertulis.
Penilaian
Keterampilan Proses IPA
Surapranata (2004) mengemukakan berbagai bentuk
penilaian yang dapat digunakan, khususnya dalam penilaian berbentuk kelas,
yakni:
(1). Tes tertulis.
Tes ini umumnya diberikan pada saat penilaian
formatif maupun submatif yang mengungkap aspek kognitif siswa.Bentuknya dapat
berupa uraian (essay), pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau isian/jawaban
singkat.
(2). Tes perbuatan
Tes ini diberikan pada saat satu kegiatan sedang
berlangsung dengan melakukan pengamatan pada perilaku peserta didik yang ingin
dinilai.
(3). Pemberian tugas
Bentuk penilaian ini dilakukan terutama untuk mengembangkan
kreativitas siswa sesuai dengan bakat, minat, dan tingkat perkembanganya.
(4). Penilaian proyek
Penilaian ini didesain untuk suatu kegiatan yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya dimulai dari
pengumpulan data, pengorganisasian, pelaporan dan penyajian data.
(5). Penilaian sikap
Penilaian ini berkaitan dengan berbagai obyek
sikap, misalnya sikap terhadap bidang studi, sikap terhadap guru, atau sikap
terhadap materi pembelajaran. Pengukuran dapat di lakukan dengan observasi,
laporan pribadi, dan skala sikap.
(6). Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian
terhadap karya siswa yang disusun secara sistematis dalam jangka waktu
tertentu. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan
Proses
Adapun keunggulan dan kelemahan
pendekatan keterampilan proses, adalah:
1) Keunggulan
Samatowa (2006:138) mengemukakan
bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :
·
Siswa terlibat langsung dengan
objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran,
·
siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari,
·
melatih siswa untuk berpikir lebih
aktif dalam pembelajaran,
·
mendorong siswa untuk menemukan
konsep-konsep baru,
·
memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Menurut Sagala (2003:74-75),
keunggulan pendekatan keterampilan proses, adalah:
·
Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan,
yang sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan dan masa depan,
·
pendahuluan proses bersifat
kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan cara
memperoleh pengetahuan.
2) Kelemahan
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan
proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75), sebagai berikut:
·
Memerlukan banyak waktu sehingga
sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum,
·
memerlukan fasilitas yang cukup
baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya,
·
merumuskan masalah, menyusun
hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah
pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu,
pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis dan
sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum
melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau
mengamati dan membuat hipotesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar