Pendekatan Inkuiri
dalam Pembelajaran
Inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada,
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Ada tiga
ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi Inquiry menekankan
pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai
subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari
sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat
percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Menurut
Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu
berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir),
prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai
penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think),
prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan).
Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a.
Berorientasi pada pengembangan
intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri
adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran
ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses
belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan
menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan.
b.
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya
adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam
menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir.
d.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
e.
Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam
implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
- Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
- Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
- Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
- Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
- Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Menurut
Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran
inkuiri, yaitu :
- Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
- Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
- Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan
- Manarik kesimpulan atau generalisasi
- Mengaplikasikan kesimpulan
Berdasarkan
tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima
tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri,
keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek
yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan
Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan
mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan
sebanyak mungkin alat indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera
sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus
memikirkan efek samping terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa.
Kelemahan pendekatan inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi
kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab.
Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
A.
Pengertian
Pendekatan Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari
informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini
pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan
mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung
menggunakan istilah pendekatan
inkuiri. Pendekatan
inkuiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa
Inggris disebut “discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian
informasi atau pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuari
( inquiry) berarti pertanyaaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi
pendekatan inkuari sebagai : pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak
untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone ( dalam Dahar dan Liliasari , 1986)
mendefinisikan pendekatan inkuari sebagai : pengajaran dimana guru dan murid-
murid mempelajari peristiwa- peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan.
B.
Karakteristik
Umum
Pada pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan
informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk
dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan
pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar secara
ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi
secara mandiri.
Menurut Sund pembelajar dengan penemuan akan membantu
pembelajar menggunakan proses mental dengan mengamati, membuat penggolongan,
membuat dugaan, mengukur, menjelaskan dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya.
konsep dingin, segiempat, masyarakat, kata, frase dan kalimat. Prinsip
misalnya. logam kalau dipanasi mengembang, semua kalimat pasif berawalan di.
Pembelajaran dengan penemuan dapat dilakukan dengan
melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan belajar yang menggunakan proses
mental melalui tukar pendapat atau diskusi, seminar dsb. Pembelajaran dengan
inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang
eksperimen, menganalis data, menarik kesimpulan dsb.
Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap
objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian. Menarik
kesimpulan di atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar
mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan
berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan
prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang
telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik
penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa
Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan
sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.
Sebaliknya pendekatan inkuiri yang digunakan dalam
kegiatan belajajar mengajar, struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” atau diberi
kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui
proses-proses,
·
Asimilasi yaitu memasukkanan hasil
pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.
·
Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan
dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan
gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses
inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang
efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada
kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian
itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar
mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya.
Secara oprasional syarat pendekatan inkuari dalam
pembelajaran IPA di SD memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Dari segi pendidik ( guru )
- Suatu masalah ditemukan lalu guru mempersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid
- Semua usul, asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan, dan kesukaran-kesukaran dinilai secara bersama.
- Dari segi peserta didik ( siswa )
- Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan mereka sendiri
- Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid
- Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain (pemecahan masalah dilakukan oleh siswa)
- Murid-murid melakukan penelitian, baik secara individu ataupun kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa
- Dari segi Prasarana
- Dalam pembelajaran IPA SD dengan pendekatan inkuari lebih mengedepankan ketrampilan-ketrampilan proses IPA
- Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu, dalam waktu tertentu
- Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui terlebih dahulu, dan tidak ada didalam buku tanya sebagai fasilitator dan jawaban ditemukan sendiri oleh siswa
- Penggolongan data sampai kesimpulan yang bersifat sementara dilakukan oleh siswa
Langkah Pembelajaran IPA SD dengan pendekatan Inkuiri
Untuk Pembelajaran di SD, langkah demi langkah hingga
menuju kesimpulan sangat di perlukan bimbingan dari guru. Pertanyaan guru
memegang peranan penting dalam pendekatan Inkuari, karena itu di anjurkan agar
guru mengajukan pertanyaan yang meminta murid berfikir tingkat tinggi. Dalam
kelas, pendekatan Inkuari dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap cara
mempunyai 5 karakteristik yaitu :
Masalah yang
akan dicari pemecahannya
Perumusan
masalah
Pencarian
pemecahan masalah
Kesimpulan yang
diperoleh sebagai hasil penyelidikan.
Model
inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam
arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun
materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep-konsep materi kuliah, sudah
seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan atas dasar "menurut
buku".
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai berikut:
1.
Merumuskan
masalah
2. Mengamati atau
observasi
3. Menganalisis dan
menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya
4.
Mengkomunikasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang
lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar