Senin, 12 Mei 2014

Pendekatan Inkuiri


Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran
Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat  merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada, keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu pertama, Strategi Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a.      Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
b.      Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 
c.        Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d.      Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e.       Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
  1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
  2. Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan  dengan permasalahan  dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
  3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
  4. Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
  5. Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Menurut Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu :
  1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
  2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
  3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan
  4. Manarik kesimpulan atau generalisasi
  5. Mengaplikasikan kesimpulan
Berdasarkan tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri, keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan sebanyak mungkin alat indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus memikirkan efek samping terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa. Kelemahan pendekatan inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab. Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
Pembelajaran IPA SD dengan Pendekatan Inkuiri
A.    Pengertian Pendekatan Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa Inggris disebut “discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian informasi atau pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuari ( inquiry) berarti pertanyaaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan inkuari sebagai : pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone ( dalam Dahar dan Liliasari , 1986) mendefinisikan pendekatan inkuari sebagai : pengajaran dimana guru dan murid- murid mempelajari peristiwa- peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.

B.     Karakteristik Umum
Pada pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.
Menurut Sund pembelajar dengan penemuan akan membantu pembelajar menggunakan proses mental dengan mengamati, membuat penggolongan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya. konsep dingin, segiempat, masyarakat, kata, frase dan kalimat. Prinsip misalnya. logam kalau dipanasi mengembang, semua kalimat pasif berawalan di.
Pembelajaran dengan penemuan dapat dilakukan dengan melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan belajar yang menggunakan proses mental melalui tukar pendapat atau diskusi, seminar dsb. Pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang eksperimen, menganalis data, menarik kesimpulan dsb.
Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian. Menarik kesimpulan di atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Contoh : Praktik penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.
Sebaliknya pendekatan inkuiri yang digunakan dalam kegiatan belajajar mengajar, struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” atau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui proses-proses,
·         Asimilasi yaitu memasukkanan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.
·         Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya.
Secara oprasional syarat pendekatan inkuari dalam pembelajaran IPA di SD memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Dari segi pendidik ( guru )
  1. Suatu masalah ditemukan lalu guru mempersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid
  2. Semua usul, asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan, dan kesukaran-kesukaran dinilai secara bersama.
  • Dari segi peserta didik ( siswa )
  1. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan mereka sendiri
  2. Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid
  3. Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain (pemecahan masalah dilakukan oleh siswa)
  4. Murid-murid melakukan penelitian, baik secara individu ataupun kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa
  • Dari segi Prasarana
  1. Dalam pembelajaran IPA SD dengan pendekatan inkuari lebih mengedepankan ketrampilan-ketrampilan proses IPA
  2. Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu, dalam waktu tertentu
  3. Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui terlebih dahulu, dan tidak ada didalam buku tanya sebagai fasilitator dan jawaban ditemukan sendiri oleh siswa
  4. Penggolongan data sampai kesimpulan yang bersifat sementara dilakukan oleh siswa


Langkah Pembelajaran IPA SD dengan pendekatan Inkuiri

Untuk Pembelajaran di SD, langkah demi langkah hingga menuju kesimpulan sangat di perlukan bimbingan dari guru. Pertanyaan guru memegang peranan penting dalam pendekatan Inkuari, karena itu di anjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta murid berfikir tingkat tinggi. Dalam kelas, pendekatan Inkuari dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap cara mempunyai 5 karakteristik yaitu :
Masalah yang akan dicari pemecahannya
Perumusan masalah
Pencarian pemecahan masalah
Kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penyelidikan.

Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Pemahaman konsep-konsep materi kuliah, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh mahasiswa, bukan atas dasar "menurut buku".
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai berikut:
1.      Merumuskan masalah
2.      Mengamati atau observasi
3.      Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
4.      Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar